KONSEP BELAJAR
“LEARNING”
Belajar merupakan suatu
hal yang lazim terjadi dimasyarakat,
kebiasaan yang tanpa disadari selalu terjadi didalam individu, keluarga dan
didalam masyarakat, dan belajar juga merupakan sesuatu yang telah menjadi objek
penelitian bagi banyak ahli ilmu psikologi sehinga lahirlah aneka ragam
pandangan mengenai belajar. Proses belajar dalam kehidupan seseorang sangatlah
berperan aktif dalam menunjang suatu keseragaman berpikir dengan bertingkah
laku.
Proses belajar tidaklah
dapat terjadi secara instan, akan tetapi memerlukan suatu metode atau
langkah-langkah atau jalur-jalur belajar, dengan demikian nantinya akan dicapai
suatu proses belajar yang baik.
A. Jenis-jenis
Belajar
Proses belajar tidak bersifat
tunggal saja, terdapat beberapa jenis belajar yang masing-masing mempunyai
ciri-ciri tersendiri walaupun semuanya merupakan suatu proses belajar,
sebagaimana yang dikemukakan oleh A. De Block C. Van Perreren dan Robert M.
Gagne:
1. Bentuk-bentuk
Belajar menurut fungsi Psikis:
a. Belajar
dinamik atau Konatif
Ciri
khasnya terletak dalam belajar berkehendak terhadap sesuatu secara wajar
sehingga orang tidak menyerah pada sembarang menghendaki dan juga tidak
menghendaki sembarang hal. Berkehendak adalah sesuatu aktivitas psikis yang
tearah pada pemenuhan suatu kebutuhan yang disadari dan dihayati.
b. Belajar
Afektif
Menghayati
nilai dari objek-objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu
berupa orang, benda, kejadian atau peristiwa. Ciri yang lain terletak dalam
belajar menggunakan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
c. Belajar
Kognitif
Ciri
khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk
refresentasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang,
benda, kejadian atau peristiwa
d. Belajar
Senso-motorik
Belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara
fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri
2. Bentuk-bentuk
Belajar menurut Materi yang dipelajari:
a. Belajar
Teoritis
Bertujuan
untuk menempatkan semua data dan fakta atau pengetahuan dalam sebuah kerangka
organisasi mental sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
problem, seperti yang terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah
b. Belajar
Teknis
Bertujuan
untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam menangani dan memegang
benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi suatu keseluruhan:
belajar mengetik dan membuat suatu mesin tik
c. Belajar
ber-Masyarakat
Bentuk
belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi
kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi
kebutuhanya
d. Belajar
Estetis
Bertujuan
untuk membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan diberbagai
bidang kesenian
3.
Bentuk-bentuk
belajar yang tidak begitu disadari:
a. Incidental
Learning atau Belajar Insidental
Berlangsung
bila orang mempelajari sesuatu dengan tujuan tertentu tetapi disamping itu juga
belajar hal lain yang sebenarnya tidak menjadi sasaran
b. Latent
Learning atau Belajar Tersembunyi
Tanpa
ada intense atau maksud untuk belajar atau mempelajari hal itu, namun tidak
adanya maksud hanya terdapat pada pihak orang yang belajar. Dalam kegiatan
belajar di sekolah, Guru atau Dosen dapat merencanakan supaya siswa atau
mahasiswa belajar sesuatu tanpa mereka menyadari sedang belajar yang
dimaksudkan oleh pengajar.
B. Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
Menurut Muhibbin Syah (2003),
secara global faktor yang mempengaruhi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,
yakni:
1. Faktor
Internal:
a. Aspek
Fisiologis
Kondisi
umum jasmani dan tonus atau tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran
organ-organ tubuh dan sendi-sendi dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
dalam mengikuti pelajaran
b. Aspek
Psikologis
Faktor-faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan
pembelajaran antara lain faktor rohaniah pelajar yang pada umumnya dipandang
lebih esensial pertama adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi terdidik,
sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa atau mahasiswa
2. Faktor
Eksternal:
a. Lingkungan
Sosial
Pengajar, staf administrasi, teman-teman sekelas akan
mempengaruhi semangat belajar peserta didik
b. Lingkungan
nonSosial
Gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan, karena faktor-faktor
ini turut mendukung tingkat keberhasilan belajar
3. Faktor
Pendekatan Belajar
Pendekatan
belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digynakan peserta
didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang
direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar tertentu. (Jawson, 1991)
Disamping
faktor-faktor internal dan eksternal peserta didik, maka faktor pendekatan
belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran.
FASE-FASE
DALAM PROSES BELAJAR DI SEKOLAH:
1. Motivasi
Sadar
akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri
2. Konsentrasi
Memperhatikan unsure-unsur yang
relevan sehingga terbentuk pola perseptual tertentu
3. Mengolah
Menahan
informasi dan mengolah informasi untuk diambil maknanya
4. Menyimpan
Menyimpan informasi yang telah
diolah dalam ingatan dalam jangka panjang
5. Fase
Menggali I
Menggali informasi yang tersimpan
dalam ingatan dan memasukanya kembali kedalam ingatan jangka pendek (berkaitan
dengan informasi baru)
6. Fase
Menggali II
Menggali informasi yang tersimpan
dalam ingatan jangka panjang
7. Prestasi
Informasi yang tergali digunakan
untuk memberikan prestasi yang menampakan hasil belajar
8. Umpan
Balik
Mendapat
konfirmasi
R.M Gagne dalam bukunya “Essentials of
Learning for Instruction” mengadakan perubahan urutan fase-fase dalam proses
belajar, secara kongkrit rangkaian fase-fase itu menjadi:
1.
Attention
atau menaruh perhatian
Contoh
dalam proses belajar di kelas, benar-benar konsentrasi kepada pelajaran
2.
Motivation
atau menyadari tujuan belajar
Sadar
akan tujuan instruksional dan bersedia melibatkan diri
3.
Menggali
dari ingatan jangka panjang
Mengingat
kembali tentang apa yang sudah diketahui sebelumnya
4.
Berprestasi Selektif
Mengamati unsure-unsur dalam
perangsang yang relevan bagi pokok bahasan
5.
Mengolah
informasi dari ingatan jangka pendek
6.
Mengolah
informasi dari ingatan jangka panjang
7.
Mendapatkan umpan balik
Mendapat penguatan dari pengajar
kalau prestasinya tepat
8.
Memantapkan hasil belajar
Mengajukan berbagai tugas untuk
mengakarkan hasil belajar
Karakteristik Perubahan Hasil Belajar
dan Ragam Belajar
A. Perubahan
karakteristik belajar
Setiap prilaku belajar selalu
ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik, yang menjadi karakteristik
prilaku dari hasil belajar yang terpenting, adalah:
1. Perubahan
Intensional
Perubahan hasil belajar karena pengalaman atau praktek
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, dengan kata lain “bukan karena
kebetulan.”
Siswa atau mahasiswa menyadari akan adanya perubahan yang
dialami atau sekurang-kurangnya merasakan adanya perubahan dalam dirinya:
penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, serta
ketrampilan.
2. Perubahan
Positif-Aktif
Suatu perubahan hasil belajar yang terjadi karena proses
belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta
sesuai dengan harapan, juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa
merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru: pemahaman dan
ketrampilan baru yang lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi mungkin karena proses kematangan atau karena usaha sendiri, misalnya
bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk.
3. Perubahan
Efektif-Fungsional
Suatu
perubahan yang timbul karena proses belajar efektif atau berhasil guna, artinya
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu. Perubahan
dalam proses fungsional relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan,
perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan, dan juga perubahan
fungsional diharapkan mampu memberi manfaat yang luas, misalnya ketika
mahasiswa menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan
sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Selain
itu perubahan efektif-fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong
timbulnya perubahan-perubahan positif lainya. Contoh siswa bbelajar menulis,
maka disamping akan mampu merangkai kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia
juga akan memperoleh kecakapan lain seperti membuat catatan, mengarang surat
bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar