Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 03 Maret 2012

PERSEPSI & MOTIVASI


PERSEPSI & MOTIVASI

PERSEPSI
            Berbagai gejala atau stimulus di luar diri kita ditangkap melalui lima indera yang kita miliki, dan proses penerimaan rangsang ini disebut penginderaan atau “sensasion”. Pengertian akan lingkungan atau dunia sekitar bukan sekadar hasil penginderaan, namun dilanjutkan dengan “interpretasi” terhadap rangsang-rangsang yang diterima. Stimulus atau rangsang-rangsang yang diterima inilah yang menyebabkan kita mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti, disebut “persepsi”. Persepsi disebut juga “interpretation of experience” yakni penafsiran pengalaman.

PROSES PENGINDERAAN

Adanya persepsi karena adanya objek atau stimulus untuk ditangkap oleh panca indera = objek tersebut menjadi perhatian panca indera, lalu dibawa ke otak, dari otak terjadi “kesan” atau “jawaban=respon” adanya stimulus berupa kesan dibalikan ke indera kembali menjadi “tanggapan” atau persepsi=hasil kerja indera berupa pengalaman hasil pengolahan otak.
            Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena yaitu “perhatian” yaitu suatu konsep yang diberikan kepada proses persepsi yang menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu waktu tertentu.

CIRI-CIRI UMUM DUNIA PERSEPSI
1.      Rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dari masing-masing indera: cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman suhu untuk perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba.
2.      Dunia persepsi mempunyai sifat ruang atau dimensi ruang: atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, latar depan-latar belakang, dll
3.      Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu: cepat-lambat, tua-muda, dll
4.      Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks merupakan keseluruhan yang menyatu: melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu, disaat tertentu, letak atau posisi tertentu, dll
5.      Dunia persepsi adalah dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita yang ada hubunganya dengan tujuan dalam diri kita.

DIMENSI PENGINDERAAN
            Pengalaman inderawi atau sensory experience tergantung dari sifat-sifat diterimanya rangsang sehingga kita mempunyai pengalaman inderawi yang dapat dipaparkan dalam suatu bentangan kuat-lemah, lama-sebentar, kasar-halus, panas-dingin, dll, dan bentangan sifat-sifat itulah yang disebut “dimensi penginderaan” yang terdiri dari:
1.      Intensitas
Kuat lemahnya suatu rangsang tertentu, berlaku untuk semua indera
2.      Ekstensitas
Penghayatab terhadap tebal-tipis, luas-sempit, besar-kecil,dll
3.      Lamanya
Penginderaan dapat berlangsung lama atau sebentar
4.      Kualitas
Membedakan kualitas: nada atau warna, dll

AMBANG PENGINDERAAN
            Intensitas suatu rangsang tertentu sampai dapat disadari, berhubungan dengan sejauhmana indera bisa membedakan intensitas dua buah rangsang atau lebih: dua potong besi yang hampir sama beratnya mungkin tidak bisa kita hayati.
Perbedaan intensitas ini harus mencapai suatu perbandingan tertentu agar dapat disadari:

1.      Ambang Perangsang Absolut
Intensitas rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan penginderaan

INDERA
AMBANG PERANGSANG ABSOLUT
Penglihatan

Pendengaran
Pengecapan
Penciuman

Perasa/Peraba

Nyala api lilin dilihat dari jarak 30 meter pada waktu malam hari yang cerah
Bunyi detak jam tangan dalam suasana sepi dari jarak ± 6 meter
Satu sendok the gula dalam 7 liter air
Setetes minyak wangi yang baunya beredar dalam udara dengan volume sebesar sebuah apartemen dengan 3 kamar ± 50 m
Sebuah sayap lalat yang dijatuhkan ke atas tengkuk dari jarak 1 meter

2.      Ambang Perbedaan
Perbedaan intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera, artinya untuk membedakan dua intensitas rangsang dibutuhkan energi minimum
3.      Tinggi Rangsang
Pertambahan intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan intensitas penginderaan sampai mencapai maksimum. Intensitas penginderaan tidak bisa ditambah lagi, akibatnya penambahan intensitas rangsang tidak dapat dibedakan lagi.
4.      Penyesuaian Sensoris
Terjadi dengan beberapa cara. Berkurangnya kepekaan indera (bila sinar ditambah) disebut penyesuaian sensoris negative, dan bertambahnya kepekaan indera (bila makin gelap) disebut penyesuaian sensoris positif.
Penyesuaian juga bisa terjadi dengan cara pergeseran titik sentral. Bila kita menyentuh benda yang suhunya sama dengan tubuh kita, maka kita tidak merasa apa-apa, inilah titik sentral. Benda yang bertemperatur lebih rendah dari tbuh kita akan dihayati sebagai dingin, dan yang lebih tinggi dihayati sebagai lebih panas.
                                   
Ada 4 hal yang sangat berpengaruh terhadap persepsi:
1.      Persepsi dalam belajar yang berbeda
2.      Kesiapan mental
3.      Kebutuhan dan Motivasi
4.      Persepsi gaya berpikir yang berbeda atau Codnitive style

MOTIVASI
            Merupakan dorongan, dari bahasa Latin “Movere” yang berarti mendorong atau menggerakan, sehingga seseorang berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan.
Motivasi bersifat alami dan sebagai kebutuhan menurut Maslow sesuai dengan teorinya tentang kebutuhan manusia ini akan sangat mempengaruhi dorongan atau motivasi seseorang, misalnya:
“Seseorang sarapan pagi, berarti individu tersebut berprilaku dalam memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan biologis: pangan, sandang, papan, relasi seksualitas, ini otomatis dalam dirinya muncul motivasi atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.”
            Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak, itulah mofivasi. Oleh karena itu motivasi sering disebut penggerak prilaku atau “the energizer of behaviour”. Motivasi adalah penentu atau determinan prilaku, suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya prilaku.

Secara umum ada 3 determinan terjadinya prilaku:
1.      Determinan yang berasal dari lingkungan: kegaduhan, bahaya dari lingkungan, desakan guru, dll
2.      Determinan dari dalam diri individu: harapan, cita-cita, emosi, insting, keinginan, dll
3.      Tujuan atau insentif atau nilai dari suatu objek
Faktor-faktor ini berasal dari dalam diri individu: kepuasan kerja, tanggung jawab, dll atau dari luar individu: status, uang, dll.

Determinan ditinjau dari sifatnya:
1.      Bersifat biologis
Nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologis
2.      Bersifat mental
Cita-cita, rasa tanggung jawab
3.      Bersifat objek atau kondisi dalam lingkungan
Uang, pangkat, lencana
Walaupun motivasi menggerakan prilaku tetapi hubungan antara kedua konstruk ini cukup komplek.

Beberapa ciri motivasi dalam prilaku:
1.      Pergerakan prilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi
Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi merangsang berbagai kecenderungan berprilaku yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda
2.      Kekuatan dan efisiensi prilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya
3.      Motivasi mengarahkan prilaku kepada tujuan tertentu
4.      Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu prilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali
5.      Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak

DAUR MOTIVASI
            Prilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis, psikologis maupun yang berasal dari lingkungan. Determinasi ini akan merangsang timbulnya suatu keadaan (bio) psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut “kebutuhan”, kebutuhan menciptakan suatu “keadaan tegang atau tension” yang mendorong “prilaku untuk memenuhi kebutuhan” tersebut atau prilaku instrumental.
            Bila kebutuhan sudah terpenuhi maka ketegangan akan melemah atau “relief” sampai timbulnya ketegangan lagi karena munculnya kebutuhan baru, inilah yang dimaksud dengan “daur motivasi.” Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.

BENTUK-BENTUK MOTIVASI
1.      Motivasi Instrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri sendiri
“Agus ingin lulus dari D3 Keperawatan, maka muncul dorongan dari dalam dirinya untuk belajar dua kali lebih giat daripada waktu masih di SMU.” ,  takut dimarahin orang lain, takut kehilangan sayang dari kekasih, dll
2.      Motivasi Ekstrinsik atau motivasi yang datang dari luar individu
“Karena melihat kedua orang tua banting tulang mencari uang untuk membiayai sekolahnya, maka muncul motivasi untuk giat belajar dan lebih cepat selesai pendidikan.”
3.      Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak cepat sekali pada prilaku seseorang.
“Dalam kondisi terdesak menghadapi bahaya besar Usman harus menyelamatkan diri, maka ia mampu melompati pagar setinggi satu meter lebih dengan baik dan selamat.” Padahal sebelumnya Usman belum pernah dan tidak bisa melompati pagar yang tingginya satu meter lebih karena ia bukan seorang atlit.
4.      Motivasi yang berhubungan dengan ideology politik, ekonomi, sosial budaya (Ipoleksosbud) dan Hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu memang mahluk sosial.
“Motivasi untuk bergabung dengan kelompk sukarelawan yang ada, dengan adanya kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa, ingin membantu meringankan beban orang lain.”

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
1.      Fisik dan proses mental
2.      Usia
3.      Kematangan
4.      Lingkungan
5.      Hereditas
6.      Fasilitas: sarana & prasarana             
7.      Audio Visual Aid (AVA/Media)
8.      Instrinsik seseorang
9.      Program aktivitas 

MOTIVASI & KONFLIK
            Dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan tidak muncul satu per satu, seringkali dua kebutuhan atau lebih muncul berbarengan atau pada saat yang sama, inilah yang disebut “konflik.”
Kurt Lewin (1890-1947) seorang Psikolog membedakan tiga macam konflik:
1.      Approach-Approach Conflict:   konflik  (+)/(+)
Dua kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan tapi kedua-duanya mempunyai nilai positif bagi individu
2.      Approach-Avoidance Conflict:  konflik  (+)/(-)
Apabila satu kebutuhan yang muncul mempunyai nilai positif dan negative sekaligus bagi individu
3.      Avoidance-Avoidance Conflict:  konflik (-)/(-)
Kedua kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan semuanya mempunyai nilai negative bagi individu
Disamping itu juga dengan sering terjadi berbagai konflik yang muncul lebih dari dua kebutuhan yang mempunyai nilai-nilai positif dan negative sekaligus bagi individu, yaitu “Multiple avoidance-avoidance conflict.”

MOTIVASI & FRUSTRASI
Apabila muncul suatu kebutuhan atau dorongan untuk bertindak, tetapi karena sesuatu hal, maka kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau dorongan untuk bertindak terhambat, menimbulkan situasi yang disebut “frustrasi.”
Frustrasi berarti suatu kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau pemenuhan suatu kebutuhan yang tertunda. Secara teknis keadaan yang pertama disebut frustrasi dan keadaan kedua disebut “privasi.”

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB FRUSTRASI
1.      Hambatan fisik individu, berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain, misalnya cacat: keadaan fisik tidak mendukung prilaku individu
2.      Hambatan fisik di luar individu, misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal  yang sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh seseorang, dll
3.      Hilangnya rangsang yang memperkuat timbulnya kebutuhan
4.      Dilakukan tindakan yang kurang tepat sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.

MOTIVASI & EMOSI
            Emosi mempunyai kaitan yang amat erat  dengan motivasi, karena emosi merupakan pendorong terjadinya prilaku.
Hilgard, dkk menganggap bahwa motivasi adalah pendorong prilaku yang determinan-determinanya berasal dari dalam diri individu atau rangsang-rangsang internal, sedangkan determinan-determinan emosi berasal dari luar individu atau rangsang-rangsang eksternal. Pandangan ini tidak memuaskan karena kelaparanpun dapat merangsang timbulnya emosi, dorongan seksual yang bersifat internal ternyata sarat dengan unsur-unsur emosional

MOTIVASI-BELAJAR-MINAT
            Kaitanya dengan belajar dan minat, para ahli psikologi membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap prilaku, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi instrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar diri individu.

CARA MENINGKATKAN MOTIVASI
1.      Teknik Verbal:
-          Berbicara untuk membangkitkan semangat
-          Pendekatan pribadi
-          Diskusi, dll
2.      Teknik tingkah laku: meniru, mencoba, menerapkan
3.      Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada
4.      Supertisi: kepercayaan akan sesuatu secara logi, namun membawa keberuntungan
5.      Citra atau image yaitu dengan immagenasi atau daya khayal yang tinggi, maka individu akan termotivasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar