Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 03 Maret 2012

PRILAKU ABNORMAL


PRILAKU ABNORMAL

            Definisi normal menurut WHO menyangkut pengertian kesehatan secara menyeluruh , yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan kehidupan sosial  yang lengkap dan tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit atau cacat/luka.
            Killander (1957), seorang ahli kesehatan mental, mengidentikan orang yang mentalnya sehat dengan apa yang disebutnya sebagai individu yang normal.
Ciri-ciri individu yang memiliki sehat mental tampaknya sederhana tetapi seringkali sukar terlihat dalam kenyataanya sehari-hari, sehingga perlu rincian ciri-ciri tersebut sesuai dengan maksudnya, yaitu:
1.      Kematangan emosional
Terdapat tiga dasar emosi: cinta-takut-marah, kita mencintai hal yang membuat kita senang, takut kalau ada hal yang mengancam rasa aman, dan marah kalau ada yang mengganggu atau menghambat jalan dan usaha untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Cirri Emosi yang matang memiliki disiplin diri, determinasi diri, dan kemandirian. Seseorang yang memiliki disiplin diri dapat mengatur diri, hidup teratur, mentaati hokum dan peraturan.
Orang yang memiliki determinasi diri akan dapat membuat keputusan sendiri dalam memecahkan suatu masalah dan melakukan apa yang telah diputuskanya, tidak mudah menyerah, akan nmenganggap masalah baru lebih sebagai tantangan daripada sebagai ancaman.
Individu yang memiliki kemandirian, akan mampu berdiri diatas kaki sendiri, tidak banyak menggantungkan diri pada bimbingan dan kendali orang lain melainkan lebih mendasarkan diri pada kemampuan-kemampuan dan kekuatanya sendiri.
2.      Kemampuan menerima realitas
Memperlihatkan prilaku mampu memecahkan masalah dengan segera dan menerima tanggung jawab, mampu mngendalikan lingkungan kalau memungkinkan, tidak sukar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, terbuka untuk pengalaman dan gagasan baru, membuat tujuan-tujuan yang realistic, serta melakukan yang terbaik sampai merasa puas atas hasil usahanya.
3.      Hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain
Menyangkut hakekat dirinya sebagai mahluk sosial atau homo socius, yang tidak sekedar mau dan bersedia serta mampu bekerja sama untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada dikerjakan sendiri, melainkan juga karena tidak dapat bertahan hidup sendiri, karena manusia adalah mahluk solider bukan soliter.
Ciri normal secara sosial, terlihat pada adanya kemampuan dan kemauan untuk mempertimbangkan minat dan keinginan orang lain dalam tindakan-tindakan sosialnya, mampu menemukan dan memanfaatkan perbedaan pandangan dengan orang lain dan mempunyai tanggung jawab sosial serta merasa bertanggungjawab terhadap nasib orang lain.  
4.      Memiliki filsafat atau pandangan hidup
Memiliki pegangan hidup yang senantiasa serta membimbingnya untuk berada dalam jalan yang benar, terutama saat menghadapi atau berada dalam situasi yang mengganggu atau membebani.
Filsafat hidup ini memiliki dua muatan, yaitu orang yang sehat mental senantiasa dibimbing oleh makna dan nilai hidup yang menjadi peganganya. Iya tidak akan terbawa begitu saja oleh arus situasi yang berkembang di lingkunganya maupun perasaan dan suasana hatinya.

World Federation of Mental Health atau WFMH
Sehat mental adalah:
1.      Suatu keadaan yang optimal pada sisi intelektual, emosional dan sosial, serta tidak semata-mata tidak adanya gangguan mental, sepanjang tidak mengganggu lingkunganya, secara khusus, lingkungan sosial.
2.      Masyarakat yang sehat secara mental adalah masyarakat yang memberikan kesempatan optimal kepada setiap anggotanya untuk mengaktualisasikan setiap potensialitasnya.

C. Maninger
            Seorang Psikiater mengemukakan bahwa sehat mental merupakan penyesuaian manusia terhadap dunia lingkunganya dan terhadap diri orang lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum.
Efektifitas  dan isi dari cara orang  hidup artinya adanya penghormatan terhadap ketaatan atas aturan main yang dilakukan secara menyenangkan. Dalam mental yang sehat harus terdapat kemampuan dalam memelihara dirinya, temperamen, intelegensi yang siap pakai, prilaku yang memiliki pertimbangan sosial, dan adanya disposisi atau kecenderungan merasa bahagia.

H.B. English
            Seorang Psikolog: Kesehatan mental adalah keadaan yang relative menetap dimana seseorang well adjusted memiliki semangat hidup yang cukup untuk menghadapi masalah sehari-harinya dan senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan atau merealisasikan diri. Jadi kesehatan mental itu adalah keadaan pribadi yang positif dan tidak sekedar adanya gangguan mental.

W.W. Boehm
            Seorang pekerja sosial, “Sehat mental adalah suatu kondisi dan taraf pengfungsian sosial individual yang secara sosial dihargai dan secara pribadi memuaskan.
Coleman dkk (1980)mengajukan 6 (enam) sifat orang yang sehat mental :
1.      Adanya sikap positif terhadap diri sendiri, dalam bentuk penerimaan diri apa adanya, identitas diri yang adekuat atau memadai, penilaian realistic atas kelebihan dan kekurangan orang lain
2.      Menyangkut persepsi atas realitas, yaitu adanya pandangan yang realistic terhadap diri sendiri dengan lingkunganya, baik orang maupun barang
3.      Menyangkut integrasi: adanya keutuhan pribadi, bebas dari ketidakmampuan menghadapi konflik dalam diri atau inner conflict dan adanya toleransi terhadap stress
4.      Kompetensi: adanya kemampuan fisik , intelektualitas, dan sosial untuk menanggulangi permasalahan nyata kehidupan
5.      Otonomi: keyakinan diri atau self reliance, rasa tanggung jawab atau responsibility, dan pengarahan diri atau self direction bersama-sama kemandirian yang memadai atau sufficient menyangkut pengaruh sosial
6.      Pertumbuhan aktualisasi diri atau growth/self actualization: kecenderungan untuk meningkatkan kematangan diri, mengembangkan potensialitas dan adanya self fulfillment atau kecukupan perasaan senang , kepuasan sebagai person atau pribadi

Freud mengatakan, mereka yang dinilai tidak mampu mengenali realitas sering melakukan “defends mechanism”, yang bersifat alamiah dan timbul karena individu berkeinginan untuk mempertahankan diri dari ancaman-ancaman yang  timbul dari realitas yang tiadak mampu ia tanggulangi, yang jenisnya meliputi:
1.      Denial
Pengingkaran atau menolak, dalam bentuk melupakan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang bertentangan dengan suatu realitas yang tidak menyenangkanya
2.      Fantasi
Realitas-realitas yang tidak menyenangkan dipersepsikan justru sebagai hal yang menyenangkan
3.      Projection
Menumpahkan pengalaman dan penghayatan atau ingatan yang tidak menyenangkan didalam dirinya kepada hal lain atau pihak lain
4.      Kompensasi
Melakukan tindakan untuk mengurangi atau menyembunyikan kekurangan yang dirasakanya. Over compensation berarti tindakan yang berlebihan

GANGGUAN KEJIWAAN
Kendal dan Norton mengemukakan beberapa istilah-istilah gangguan kejiwaan, sebagai berikut:
A.    Abnormal Behavior atau Prilaku Abnormal
Menggambarkan tampilan kepribadian dalam atau  inner personality atau prilaku luar (outer behavior) atau kedua-duanya, yaitu prilaku spesifik seperti fobia atau pola gangguan seperti skizofrenia, termasuk juga masalah kronik atau yang berlangsung lama: intoksikasi obat-obatan dengan symptom yang akut atau temporer
B.     Maladaptive Behavior atau Prilaku Maladaptif
Pemahaman prilaku abnormal yang bersifat konseptual yang memasukan setiap prilaku yang memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan, tidak hanya prilaku psikosis atau neurosis tetapi juga prilaku bisnis yang tidak etis, prasangka rasial, alienasi, dan apatis
C.     Mental Disorder atau Gangguan Mental
Pola prilaku abnormal yang meliputi rentang yang lebar dari yang ringan sampai yang berat
D.    Emotional Disturbance atau Gangguan emosional
Integrasi kepribadian yang tidak adekuat (memenuhi syarat) dan tekanan pribadi atau distress personal, yang sering digunakan untuk prilaku maladaptive pada anak
E.     Psychopathology atau Psikopatologi
Sama atau sebagai kata lain dari prilaku abnormal, psikologi abnormal, atau gangguan mental
F.      Mental Illness atau Sakit Mental
Kata lain dari gangguan mental, namun penggunaanya saat ini terbatas pada gangguan yang berhubungan dengan patologi otak atau disorganisasi kepribadian nyang berat
G.    Mental Disorder atau gangguan mental
Istilah yang umum untuk setiap gangguan dan kelainan
H.    Behavior Disorder atau Gangguan Prilaku
Digunakan secara khusus untuk gangguan yang berasal dari kegagalan belajar, baik gagal mempelajari kompetensi yang dibutuhkan maupun gagal dalam mempelajari pola penanggulangan masalah yang maladaptive
I.       Insanity atau Gila
Istilah hokum yang mengidentifikasikan bahwa individu secara mental tidak mampu untuk mengelola masalah-masalahnya tau melihat konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakanya. Istilah ini menunjuk  kepada gangguan mental yang serius yang bersangkutan dengan pantas tidaknya seseorang yang melakukan tindak pidana dihukum atau tidak

PENDEKATAN
1.      Biologis
Memusatkan perhatian kepada proses-proses bio-fisik sebagai suatu kelompok penyebab yang berpengaruh kepada manusia, yang menjadi model medis atau medical model: gangguan mental dianalogikan dengan penyakit medis. Symptom-simptom utama yang bersifat behavioral lebih ditampilkan daripada yang bersifat fisiologis dan anatomis.
Gangguan mental dilihat sebagai penyakit dari sistem saraf pusat yang disebabkanoleh patologi otak, tidak ada faktor-faktor psikologis maupun lingkungan, psiko-sosial yang diyakini berperan sebagai penyebab gangguan mental, karena mereka yakin bahwa ketidakseimbangan biokimia didalam otak dapat menghasilkan prilaku abnormal.

2.      Fsikologis
Faktor-faktor penyebab psikologis dan psikososial yang menyangkut permasalahan sebelumnya dibidang psikologi dan interaksi sosial di lingkungan sosial dan orang lain. Psikososial adalah faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap prilaku seseorang atau dapat menghambat perkembangan orang tersebut secara psikologis.
3.      Sosio-Kultural atau Lingkungan
Pengaruh sosio-kultural cukup besar termasuk pandangan-pandangan filosofis mengenai diri individu itu sendiri. Dalam psikologi masalah ini tampil dengan lahirnya istilah spiritual intelektual, artinya sampai berapa jauh orang itu memiliki pemahaman yang kokoh dan mampu mengintegrasikanya kedalam prilaku sehari-hari terutama pada saat ia berhadapan dengan siyuasi kehidupan yang mengakibatkan kegoncangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar