PRILAKU
ABNORMAL
Definisi normal menurut WHO menyangkut
pengertian kesehatan secara menyeluruh , yaitu suatu keadaan fisik, mental, dan
kehidupan sosial yang lengkap dan tidak
semata-mata karena tidak adanya penyakit atau cacat/luka.
Killander
(1957), seorang ahli kesehatan mental, mengidentikan orang
yang mentalnya sehat dengan apa yang disebutnya sebagai individu yang normal.
Ciri-ciri individu yang memiliki sehat
mental tampaknya sederhana tetapi seringkali sukar terlihat dalam kenyataanya
sehari-hari, sehingga perlu rincian ciri-ciri tersebut sesuai dengan maksudnya,
yaitu:
1.
Kematangan emosional
Terdapat
tiga dasar emosi: cinta-takut-marah, kita mencintai hal yang membuat kita
senang, takut kalau ada hal yang mengancam rasa aman, dan marah kalau ada yang
mengganggu atau menghambat jalan dan usaha untuk mencapai apa yang kita
inginkan.
Cirri
Emosi yang matang memiliki disiplin diri, determinasi diri, dan kemandirian.
Seseorang yang memiliki disiplin diri dapat mengatur diri, hidup teratur,
mentaati hokum dan peraturan.
Orang
yang memiliki determinasi diri akan dapat membuat keputusan sendiri dalam
memecahkan suatu masalah dan melakukan apa yang telah diputuskanya, tidak mudah
menyerah, akan nmenganggap masalah baru lebih sebagai tantangan daripada sebagai
ancaman.
Individu
yang memiliki kemandirian, akan mampu berdiri diatas kaki sendiri, tidak banyak
menggantungkan diri pada bimbingan dan kendali orang lain melainkan lebih
mendasarkan diri pada kemampuan-kemampuan dan kekuatanya sendiri.
2.
Kemampuan menerima realitas
Memperlihatkan
prilaku mampu memecahkan masalah dengan segera dan menerima tanggung jawab,
mampu mngendalikan lingkungan kalau memungkinkan, tidak sukar untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan, terbuka untuk pengalaman dan gagasan baru,
membuat tujuan-tujuan yang realistic, serta melakukan yang terbaik sampai
merasa puas atas hasil usahanya.
3.
Hidup bersama dan bekerja sama dengan
orang lain
Menyangkut
hakekat dirinya sebagai mahluk sosial atau homo socius, yang tidak sekedar mau
dan bersedia serta mampu bekerja sama untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi
daripada dikerjakan sendiri, melainkan juga karena tidak dapat bertahan hidup
sendiri, karena manusia adalah mahluk solider
bukan soliter.
Ciri
normal secara sosial, terlihat pada adanya kemampuan dan kemauan untuk
mempertimbangkan minat dan keinginan orang lain dalam tindakan-tindakan
sosialnya, mampu menemukan dan memanfaatkan perbedaan pandangan dengan orang
lain dan mempunyai tanggung jawab sosial serta merasa bertanggungjawab terhadap
nasib orang lain.
4.
Memiliki filsafat atau pandangan hidup
Memiliki
pegangan hidup yang senantiasa serta membimbingnya untuk berada dalam jalan
yang benar, terutama saat menghadapi atau berada dalam situasi yang mengganggu
atau membebani.
Filsafat hidup ini
memiliki dua muatan, yaitu orang yang sehat mental senantiasa dibimbing oleh
makna dan nilai hidup yang menjadi peganganya. Iya tidak akan terbawa begitu
saja oleh arus situasi yang berkembang di lingkunganya maupun perasaan dan
suasana hatinya.
World
Federation of Mental Health atau WFMH
Sehat mental adalah:
1.
Suatu keadaan yang optimal pada sisi
intelektual, emosional dan sosial, serta tidak semata-mata tidak adanya
gangguan mental, sepanjang tidak mengganggu lingkunganya, secara khusus,
lingkungan sosial.
2.
Masyarakat yang sehat secara mental
adalah masyarakat yang memberikan kesempatan optimal kepada setiap anggotanya
untuk mengaktualisasikan setiap potensialitasnya.
C.
Maninger
Seorang
Psikiater mengemukakan bahwa sehat mental merupakan penyesuaian manusia
terhadap dunia lingkunganya dan terhadap diri orang lain dengan keefektifan dan
kebahagiaan yang maksimum.
Efektifitas dan isi dari cara orang hidup artinya adanya penghormatan terhadap
ketaatan atas aturan main yang dilakukan secara menyenangkan. Dalam mental yang
sehat harus terdapat kemampuan dalam memelihara dirinya, temperamen,
intelegensi yang siap pakai, prilaku yang memiliki pertimbangan sosial, dan
adanya disposisi atau kecenderungan merasa bahagia.
H.B.
English
Seorang
Psikolog: Kesehatan mental adalah keadaan yang relative menetap dimana
seseorang well adjusted memiliki
semangat hidup yang cukup untuk menghadapi masalah sehari-harinya dan
senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan atau merealisasikan diri. Jadi
kesehatan mental itu adalah keadaan pribadi yang positif dan tidak sekedar
adanya gangguan mental.
W.W.
Boehm
Seorang pekerja
sosial, “Sehat mental adalah suatu kondisi dan taraf pengfungsian sosial individual
yang secara sosial dihargai dan secara pribadi memuaskan.
Coleman dkk (1980)mengajukan 6 (enam)
sifat orang yang sehat mental :
1.
Adanya sikap positif terhadap diri
sendiri, dalam bentuk penerimaan diri apa adanya, identitas diri yang adekuat
atau memadai, penilaian realistic atas kelebihan dan kekurangan orang lain
2.
Menyangkut persepsi atas realitas, yaitu
adanya pandangan yang realistic terhadap diri sendiri dengan lingkunganya, baik
orang maupun barang
3.
Menyangkut integrasi: adanya keutuhan
pribadi, bebas dari ketidakmampuan menghadapi konflik dalam diri atau inner conflict dan adanya toleransi
terhadap stress
4.
Kompetensi: adanya kemampuan fisik ,
intelektualitas, dan sosial untuk menanggulangi permasalahan nyata kehidupan
5.
Otonomi: keyakinan diri atau self reliance, rasa tanggung jawab atau responsibility, dan pengarahan diri atau
self direction bersama-sama
kemandirian yang memadai atau sufficient menyangkut
pengaruh sosial
6.
Pertumbuhan aktualisasi diri atau growth/self actualization: kecenderungan
untuk meningkatkan kematangan diri, mengembangkan potensialitas dan adanya self fulfillment atau kecukupan perasaan
senang , kepuasan sebagai person atau pribadi
Freud
mengatakan, mereka yang dinilai tidak mampu mengenali realitas sering melakukan
“defends mechanism”, yang bersifat
alamiah dan timbul karena individu berkeinginan untuk mempertahankan diri dari
ancaman-ancaman yang timbul dari
realitas yang tiadak mampu ia tanggulangi, yang jenisnya meliputi:
1.
Denial
Pengingkaran
atau menolak, dalam bentuk melupakan atau melakukan tindakan-tindakan lain yang
bertentangan dengan suatu realitas yang tidak menyenangkanya
2.
Fantasi
Realitas-realitas
yang tidak menyenangkan dipersepsikan justru sebagai hal yang menyenangkan
3.
Projection
Menumpahkan
pengalaman dan penghayatan atau ingatan yang tidak menyenangkan didalam dirinya
kepada hal lain atau pihak lain
4.
Kompensasi
Melakukan
tindakan untuk mengurangi atau menyembunyikan kekurangan yang dirasakanya. Over
compensation berarti tindakan yang berlebihan
GANGGUAN
KEJIWAAN
Kendal dan Norton mengemukakan beberapa
istilah-istilah gangguan kejiwaan, sebagai berikut:
A.
Abnormal Behavior atau Prilaku Abnormal
Menggambarkan
tampilan kepribadian dalam atau inner
personality atau prilaku luar (outer behavior) atau kedua-duanya, yaitu prilaku
spesifik seperti fobia atau pola gangguan seperti skizofrenia, termasuk juga
masalah kronik atau yang berlangsung lama: intoksikasi obat-obatan dengan
symptom yang akut atau temporer
B.
Maladaptive Behavior atau Prilaku
Maladaptif
Pemahaman
prilaku abnormal yang bersifat konseptual yang memasukan setiap prilaku yang
memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan, tidak hanya prilaku psikosis atau
neurosis tetapi juga prilaku bisnis yang tidak etis, prasangka rasial,
alienasi, dan apatis
C.
Mental Disorder atau Gangguan Mental
Pola
prilaku abnormal yang meliputi rentang yang lebar dari yang ringan sampai yang
berat
D.
Emotional Disturbance atau Gangguan
emosional
Integrasi
kepribadian yang tidak adekuat (memenuhi syarat) dan tekanan pribadi atau
distress personal, yang sering digunakan untuk prilaku maladaptive pada anak
E.
Psychopathology atau Psikopatologi
Sama
atau sebagai kata lain dari prilaku abnormal, psikologi abnormal, atau gangguan
mental
F.
Mental Illness atau Sakit Mental
Kata
lain dari gangguan mental, namun penggunaanya saat ini terbatas pada gangguan
yang berhubungan dengan patologi otak atau disorganisasi kepribadian nyang
berat
G.
Mental Disorder atau gangguan mental
Istilah
yang umum untuk setiap gangguan dan kelainan
H.
Behavior Disorder atau Gangguan Prilaku
Digunakan
secara khusus untuk gangguan yang berasal dari kegagalan belajar, baik gagal
mempelajari kompetensi yang dibutuhkan maupun gagal dalam mempelajari pola
penanggulangan masalah yang maladaptive
I.
Insanity atau Gila
Istilah hokum
yang mengidentifikasikan bahwa individu secara mental tidak mampu untuk
mengelola masalah-masalahnya tau melihat konsekuensi-konsekuensi dari
tindakan-tindakanya. Istilah ini menunjuk
kepada gangguan mental yang serius yang bersangkutan dengan pantas
tidaknya seseorang yang melakukan tindak pidana dihukum atau tidak
PENDEKATAN
1.
Biologis
Memusatkan
perhatian kepada proses-proses bio-fisik sebagai suatu kelompok penyebab yang
berpengaruh kepada manusia, yang menjadi model medis atau medical model:
gangguan mental dianalogikan dengan penyakit medis. Symptom-simptom utama yang
bersifat behavioral lebih ditampilkan daripada yang bersifat fisiologis dan
anatomis.
Gangguan
mental dilihat sebagai penyakit dari sistem saraf pusat yang disebabkanoleh
patologi otak, tidak ada faktor-faktor psikologis maupun lingkungan,
psiko-sosial yang diyakini berperan sebagai penyebab gangguan mental, karena
mereka yakin bahwa ketidakseimbangan biokimia didalam otak dapat menghasilkan prilaku abnormal.
2.
Fsikologis
Faktor-faktor
penyebab psikologis dan psikososial yang menyangkut permasalahan sebelumnya
dibidang psikologi dan interaksi sosial di lingkungan sosial dan orang lain.
Psikososial adalah faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap
prilaku seseorang atau dapat menghambat perkembangan orang tersebut secara
psikologis.
3.
Sosio-Kultural atau Lingkungan
Pengaruh
sosio-kultural cukup besar termasuk pandangan-pandangan filosofis mengenai diri
individu itu sendiri. Dalam psikologi masalah ini tampil dengan lahirnya
istilah spiritual intelektual, artinya sampai berapa jauh orang itu memiliki
pemahaman yang kokoh dan mampu mengintegrasikanya kedalam prilaku sehari-hari
terutama pada saat ia berhadapan dengan siyuasi kehidupan yang mengakibatkan
kegoncangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar